Dalam kisah inspiratif Wardah Heart to Heart, banyak narasumber telah membagikan cerita luar biasa yang memotivasi. Namun, di antara berbagai episode yang berhasil memikat hati penonton, ada satu momen istimewa yang berbeda dari kisah Wardah Heart to Heart lainnya. Episode spesial ini menghadirkan seorang bintang tamu yang menjadi mutiara dari brand Wardah sendiri, yaitu Ibu Nur Hayati, yang merupakan pendiri Wardah. 

Pada artikel ini kita akan mengungkap lebih jauh profil Ibu Nur Hayati, masa kecil, serta karakter yang selalu dijunjung tinggi dalam membangun Wardah Heart to Heart.

Profil Singkat Ibu Nur Hayati

Ibu Nur Hayati merupakan lulusan terbaik bidang farmasi di Institut Teknologi Bandung pada 1975. Tadinya Ibu Nur Hayati ingin menjadi dosen di universitasnya, namun ditolak. Sempat kecewa, namun Ibu Nur Hayati tidak menyerah, beliau memulai karirnya sebagai apoteker di sebuah perusahaan. Namun perjalanan nyatanya tidak semulus itu, karena karirnya sebagai apoteker sempat kandas karena usaha apotik di tempatnya yang tidak mampu bersaing. 

Saat berusaha melamar di tempat lain, Ibu Nur Hayati sempat ditolak kembali. Ibu Nur Hayati terus berpindah tempat sampai akhirnya beliau memutuskan untuk membangun bisnis kosmetiknya sendiri. Beliau memulai bisnisnya di bidang kosmetik dengan di tahun 1985 dan hanya memiliki 2 karyawan. Kemudian bisnisnya terus berkembang hingga kini memiliki 12.000 karyawan di bawah PT Paragon Technology and Innovation.

Masa Kecil Ibu Nur Hayati

Tentunya perjalanan Ibu Nur Hayati tidak sesederhana itu. Ada banyak jatuh bangun yang dialami Ibu Nur Hayati selama membangun bisnis kosmetiknya sendiri. Hal ini tidak terkecuali dari masa kecil Ibu Nur Hayati yang membentuk tekadnya hingga akhirnya memutuskan untuk membangun bisnisnya sendiri. 

Sejak kecil, Ibu Nur Hayati diajarkan untuk disiplin dan memiliki karakter yang kuat untuk berkontribusi di masyarakat. Ayah ibunya menanamkan nilai kerjasama, independen, visioner, dan mau membantu orang lain. 

Sampai masuk SMP, ayah ibunya tidak pernah memberikan uang jajan dalam bentuk harian ke Ibu Nur Hayati dan anak-anaknya yang lain. Uang ditaruh di laci dan orang tua Ibu Nur Hayati membiarkan anak-anaknya mengambil sesuka yang dibutuhkan. Namun hal itu malah membentuk rasa tanggung jawab untuk mengambil uang secukupnya dan bersikap jujur.

5 Karakter Penting yang Perlu Dibangun

Keuletan dan kedisiplinan Ibu Nur Hayati sangat inspiratif untuk dicontoh dan membangun kehidupan yang lebih bermakna. Namun tidak hanya itu, Ibu Nur Hayati juga membagikan 5 karakter penting yang ditanamkan sejak kecil, hingga menuntut ilmu, dan mendirikan bisnisnya sendiri, yaitu:

Ketuhanan

Ibu Nur Hayati meyakini apapun bidang industri dan pekerjaan yang dijalani, penting untuk tetap berpegang teguh pada Tuhan Yang Maha Esa. Bekerja juga merupakan bagian dari beribadah, jadi perlu sungguh-sungguh dan menjalankan nilai-nilai yang sesuai antara agama dan dalam realita pekerjaan. Nilai Ketuhanan juga membuat Ibu Nur Hayati menghargai perbedaan, memupuk toleransi, melakukan kebaikan tanpa harus pandang bulu, dan mencegah keburukan.

Kepedulian

Ibu Nur Hayati percaya dengan memupuk kepedulian, manusia antar manusia dapat saling memberi manfaat dan membagikan hal positif ke sesama. Hal ini penting untuk tidak hanya bekerja keras, tapi juga peduli terhadap orang di sekitar dan rekan kerja untuk apa yang sedang mereka lalui.

Kerendahan hati

Ibu Nur Hayati sadar setiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, maka tidak ada yang perlu disombongkan, justru harus membuat kita semakin rendah hati. Belajar dari siapa saja dan dimana saja, menjalani hidup sederhana dan secukupnya, serta mengerti bagaimana menghargai kepentingan pribadi dan bersama.

Ketangguhan 

Hidup pasti ada naik turun. Tapi penting untuk belajar untuk menjadi tangguh dan tidak goyah akan situasi. Ibu Nur Hayati belajar untuk tetap konsisten, disiplin, memiliki tekad yang kuat, selalu menghasilkan pekerjaan yang optimal. Walaupun gagal, kita semua bisa bangkit lagi. Dan jangan lupa untuk mengambil setiap kesempatan yang ada dan mengembangkannya.

Inovasi

Ibu Nur Hayati menekankan agar kita jangan puas dengan berada di tempat yang sama. Manusia itu dinamis, maka kita juga harus berkembang dengan menghadirkan perubahan, menawarkan hal yang baru, bahkan sesuatu yang melampaui ekspektasi orang lain.

Peranan Doa dan Pengorbanan Bagi Ibu Nur Hayati

Dalam perjalanan bisnisnya, Ibu Nur Hayati merasa bahwa kekuatan doa dan pengorbanan turut besertanya hingga sekarang. Ibu Nur Hayati percaya bahwa doa-doa orang tuanya sejak kecil berperan dalam kesuksesannya saat ini. 

Tak hanya itu, pengorbanan Ibu Nur Hayati untuk tetap percaya pada mimpinya juga tak main-main. Dalam perjalanan membangun bisnis, ada banyak momen jatuh bangun yang kunjung membuat seseorang ingin menyerah. Namun Ibu Nur Hayati memiliki visi, tekad bulat, dan ketangguhan untuk mencapai keinginannya.

Kisah inspiratif Ibu Nur Hayati dapat disaksikan di Wardah Heart to Heart spesial Hari Ibu. Jangan lupa nantikan berbagai kisah memotivasi lainnya di episode Wardah Heart to Heart berikutnya!

Recommended For You

Last Articles